Kamis, 06 Oktober 2011

Yang Muda Mulai Melirik, Batik Sarimbit Banyak Dicari

TIDAK ada yang mengelak, jika saat ini, hampir semua orang mengenakan batik. Tua, muda, hingga anak-anak, banyak ditemui yang mengenakan pakaian batik. Banyak yang belanja kain dan pakaian batik.
Masyarakat berbondong-bondong membeli batik tak hanya untuk dikenakan di kantor, atau acara-acara formal, tapi ada yang dipakai untuk sekadar santai di rumah.  Petang, tak menyurutkan semangat untuk melihat-lihat baju-baju batik yang terpajang di sebuah toko batik di kawasan Malioboro, Batik Surya. Ada bermacam-macam motif yang ditawarkan, dengan beraneka warna dan model yang menarik.

Ya, saat ini batik tak hanya didominasi oleh warna cokelat dan hitam. Namun juga menampilkan warna cerah yang berani, seperti merah, ungu, hijau, bahkan kuning keemasan. Dilihat dari modelnya, sangat beragam, mulai dari kemeja, dress cantik, hingga batik sarimbit (pasangan).

"Kalau bicara perkembangan batik, saat ini berkembangnya sangat pesat. Apalagi saat ada kabar bahwa batik diklaim oleh negara tetangga, warga Indonesia seolah baru menyadari bahwa batik merupakan warisan adi luhung bangsa in," kata Suryadi Suryadinata, pengusaha penjual batik di kawasan Malioboro.

Terlebih lagi setelah diakui sebagai warisan budaya dunia, menurut pengamatan Suryadi Suryadinata, semua orang tak segan mengenakan batik. "Bahkan saat ini anak muda banyak yang berbatik, meski juga dipadukan dengan jeans. Toh kesan casual juga lebih terlihat," tandasnya saat ditemui, kemarin (5/10).

Dirasakan oleh Suryadi, penjualan batik tak lagi didominasi oleh orang tua. Tetapi sekarang, banyak anak muda yang mencari batik. Dengan begitu, industri batik semakin menggeliat. Dibarengi dengan trend warna batik memunculkan warna yang cerah, semakin menambah minat anak muda mengenakan batik. "Model baju batik juga lebih modern dengan mengikuti trend fashion pada umumnya," ujarnya.

Tentang jenis batik yang banyak dicari, menurut Suryadi Suryadinata, adalah batik sarimbit (pasangan). Tak hanya untuk pasangan suami istri, tetapi masyarakat juga menginginkan adanya keseragaman mulai dari ayah, ibu, dan anaknya. Dengan demikian, maka harus ada motif dan warna yang bisa masuk untuk semua usia. Dan disinilah peran kreativitas diperlukan.

"Tidak gampang membujuk anak muda mengenakan batik, apalagi dulu warnanya hanya cokelat dan hitam saja. Tetapi sekarang, corak, model dan warnanya lebih beragam, karena adanya inovasi baik dari pembatik maupun pengguna batik itu sendiri," bebernya.

Momen ini lah yang harus ditangkap dan dipertahankan. "Saya rasa, moment inilah yang mesti dipertahankan, jangan sampai minat mengenakan batik luntur, "tutur Suryadi yang juga menjabat sebagai Ketua Pengusaha Malioboro Jogjakarta ini.
Suryadi beranggapan bahwa naiknya minat masyarakat terhadap batik, juga mesti dibarengi dengan inovasi dan kreasi. Tak hanya pada modelnya, tapi juga corak atau motif, namun tetap tidak meninggalkan pakem yang sudah ada. Karena, jika tak begitu, dikhawatirkan batik ditinggalkan begitu saja.

"Saat ini hingga kedepan, saya optimistis bahwa prospek batik di Jogja sangat bagus, apalagi saat ini masyarakat nusantara dan mancanegara sudah mengenal Jogja sebagai kota batik. Jadi saat berada di Jogja, belum mantab rasanya jika belum membeli batik. Terpenting adalah kreasi dan inovasi agar batik tetap eksis kedepannya," papar lelaki berkacamata ini.
Suryadi, mulai menekuni bisnis penjualan kain dan baju batik sejak lima tahun yang lalu. Awalnya, Suryadi menjual produk fashion umum. Namun, kemudian mulai melirik usaha batik karena dirinya memang menyukai batik. Dalam keseharian, dirinya tak segan mengenakan batik, meski hanya untuk bersantai di rumah.

Bagi Suryadi Suryadinata, batik memiliki keunikan, apalagi jika mengingat proses pembuatan batik yang cukup lama. Butuh ketelatenan untuk menghasilkan selembar kain batik, dan itulah yang menggugahnya untuk ikut serta memasarkan batik melalui usahanya.

"Saya memang suka pakai batik, seperti sekarang ini misalnya. Dari situ, saya berpikir kenapa tidak menjual produk batik saja," ungkapnya.
Akhirnya dia mengubah konsep lebih spesifik, dan fokus pada penjualan batik saja. "Untuk kain batiknya, saya tak hanya ambil dari Jogja, tapi juga batik Cirebon, Pekalongan, dan lainnya," paparnya. Sedangkan untuk model baju, ada tim kreatif sendiri yang bertugas menampilkan model baju yang berkesan modern meski menggunakan kain batik.(*)

Sumber : http://www.radarjogja.co.id/berita/utama/22477-yang-muda-mulai-melirik-batik-sarimbit-banyak-dicari.html

0 komentar:

Posting Komentar

Open Panel

Informasi Produk

  • Bahan Batik Seragam
  • Model Seragam Batik Pria
  • Model Seragam Batik Wanita
  • Seragam Batik Eksklusif
  • Batik Klasik Yogyakarta
  • Batik Indonesia