Jumat, 21 Oktober 2011

Baju Pengantin Warisan & Kain Batik Desain Ulang

Wednesday, 19 October 2011
Desainer asal Yogyakarta, Afif Syakur, dipilih membuat replika batik tulis semen raja pada pernikahan putri bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, dengan Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Yudanegara.

Pernikahan putri bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono X, GRAj Nurastuti Wijareni yang sekarang bergelar GKR Bendara dengan Achmad Ubaidillah yang mendapat gelar KPH Yudanegara disebut-sebut sebagai pernikahan paling akbar di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.Pada prosesi pernikahan yang digelar pada 16-19 Oktober ini disiapkan 9 kereta kencana untuk upacara arak-arakan atau lazim juga disebut kirab pengantin.

Tradisi kirab pengantin ini merupakan tradisi pernikahan zaman Sultan Hamengku Buwono VII (1877 - 1920).Ketika itu kedua pengantin akan diarak dari Keraton Yogyakarta menuju Kepatihan (Kompleks Kantor Gubernur) menggunakan kereta Kanjeng Kyai Jong Wiyat.Inilah prosesi yang menjadi simbol perkenalan kedua pengantin kepada masyarakat Yogyakarta. Prosesi kirab pengantin ini sebelumnya tidak dilakukan oleh ketiga putri Sultan sebelumnya.Karena itu, momen ini terbilang langka dan menjadi wujud pelestarian budaya Yogyakarta.Tak hanya itu, momen tersebut diharapkan menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.

Aura pernikahan zaman Sultan Hamengku Buwono (HB) VII juga terpancar dari busana pengantin yang dikenakan keduanya.Kedua mempelai menggunakan busana ala kerajaan Sultan HB VII dipadu dengan bawahan kain batik motif semen raja.Batik ini sudah turun-temurun dikenakan dalam upacara pernikahan di lingkungan keraton sejak masa pemerintahan Sultan HBVII. Batik asli motif ini tersimpan rapi di salah satu tempat di keraton.Adapun batik yang dipakai kedua mempelai merupakan hasil desain ulang pembatik sekaligus desainer Afif Syakur.Batik tersebut digunakan pada saat berdandan basahanatau paes ageng.

"Motif batik ini merupakan motif batik klasik khas Yogyakarta yang memiliki makna doa agar si pemakai memiliki keharmonisan dalam hidup dan kebaikan budi pekerti hingga akhir hayat,"ujar Afif di sela-sela acara fitting busana pengantin di Keraton Kilen,Yogyakarta. Menurut Afif,untuk bisa mendesain ulang motif batik sama persis dengan aslinya, membutuhkan waktu kurang lebih 9 bulan.Hal itu karena Afif harus benar-benar mengikuti pakem yang berlaku pada motif batik itu.

"Jujur saja ini adalah tantangan bagi saya karena di balik setiap motif batik itu,pasti ada maknanya.Apalagi ini batik tradisi kerajaan yang harus benar-benar diperhatikan segala detailnya,"kata Afif. Motif batik semen rajayang ditulis dalam kain sepanjang 2,5 x 4,5 meter ini sarat corak flora dan fauna yang menggambarkan makna seseorang yang mulia dan memiliki budi pekerti luhur serta prinsip hidup seseorang yang lahir dari tunas.Motif ini juga bercerita tentang fase kehidupan manusia dari lahir hingga meninggal.

Desainer yang pernah menjadi Ketua Jogja Fashion Week 2011 ini membuat kain batik motif semen raja sebanyak 4 helai.Dua dikenakan oleh sepasang mempelai dan dua lainnya digunakan untuk kain cadangan.Batik tersebut berwarna biru dipadu dengan serbuk emas prada yang ditempelkan di batik. Adapun riasan dipercayakan kepada Tienuk Riefki yang membawa 18 perias yang siap mendandani seluruh keluarga serta panitia pernikahan.Tienuk tidak hanya bertanggung jawab pada riasan,juga perhiasan yang dikenakan kedua mempelai.

"Kedua mempelai akan mengenakan perhiasan warisan turun-temurun kerajaan sejak masa pemerintahan Sultan HB VII.Bisa dikatakan, ini adalah perhiasan keramat Keraton Yogyakarta," ucap Tienuk saat mempersiapkan segala perlengkapan rias pengantin di Keraton Kilen, Yogyakarta,Jumat (14/10). Pada prosesi upacara adat panggih,kirab,dan resepsi, pengantin wanita mengenakan perhiasan keraton yang disebut rojo keputren,mulai cundhuk menthul,pethat gunungan, penthung,subang royok, sangsangan sungsum,gelang kono,hingga slepe.Sementara, pengantin pria menggunakan pethat menthul,sumping ron mangkoro,dan karset.

Selama menjalani ritual adat menjelang hingga hari H pernikahan,kedua mempelai dirias dengan berbagai macam model,antara lain rias pengantin khas Yogyakarta paes ageng (saat upacara panggih),paes ageng jangan menirdipadu kebaya merah marun (saat kirab),dan paes ageng jangan menirdipadu kebaya warna hitam blenggen burdiran(saat resepsi). Sementara,pengantin pria menggunakan busana sikepan burdiranwarna hitam.

Prosesi adat pernikahan keraton terdiri atas upacara siraman,midodareni,plangkahan, ngabekten, ijab kabul, resepsi,hingga berbagai upacara adat lainnya.

Sumber : http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/436796/

0 komentar:

Posting Komentar

Open Panel

Informasi Produk

  • Bahan Batik Seragam
  • Model Seragam Batik Pria
  • Model Seragam Batik Wanita
  • Seragam Batik Eksklusif
  • Batik Klasik Yogyakarta
  • Batik Indonesia