Kamis, 29 September 2011 09:44
"Batik Indonesia lebih unggul karena merupakan batik tulis, sedangkan batik impor lebih banyak batik printing (cap, Red.). Jadi tidak perlu takut dengan serbuan batik impor," kata Menbudpar di Jakarta, Kamis (29/9).
Jero mengatakan pihak Kementerian Kebudayaan dan Pariwasata akan terus melakukan promosi batik ke dunia internasional, sehingga kelak Indonesia akan dikenal sebagai rumah batik.
Menurut Wacik, hanya dengan promosi yang gencar maka batik lokal akan lebih dikenal dibanding batik impor.
"Kita masih ingat betapa susahnya mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai warisan budaya pada 2 Oktober 2009. Karena pada saat itu ada juga negara lain yang ingin mengakui batik sebagai tempat asalnya. Oleh karena itu, sekarang setelah diakui, kita harus terus menjaga dan melestarikannya," jelas menteri.
Ia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat baik tua maupun muda untuk selalu mengenakan dan mencintai batik dalam negeri. "Jika sudah mencintai batik maka akan semakin banyak perajin batik, tentunya tujuan pembangunan untuk mensejahterakan masyarakat akan terwujud," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengakui masuknya batik impor membuat daya saing industri nasional terganggu. Untuk itu, pemerintah mendaftarkan logo Batik-mark yang merupakan pembeda batik buatan Indonesia dengan negara lain.
Nilai produksi industri batik pada 2010 menembus angka Rp732,67 miliar atau naik 13 persen dari periode sebelumnya sebesar Rp648,94 miliar.
Batik asal China dan Malaysia sejak beberapa tahun terakhir mendominasi penjualan di sejumlah pasar di Jakarta karena harganya jauh lebih murah dibanding produk dalam negeri. [TMA, Ant]
Sumber : http://www.gatra.com/terpopuler/46-ekonomi/2992-batik-indonesia-lebih-unggul-dari-batik-impor